3 Hal Serba Pertama di Cidaun, berisi tentang hal-hal yang pertama kali ada di Cidaun dari sebelumnya yang ga ada. Mungkin sebenarnya banyak hal seperti ini, tapi kebetulan baru kepikiran 3 hal ini... cek bebi cek...
1. Listrik
Wah wah wah,,masih segar dalam ingatan, bahwa sebelum tahun 1996 Cidaun gelap gulita kalau malam, memang ada PLTD (pembangkit Listrik Tenaga Diesel), tapi hanya nyala dari magrib - jam 12 malam. Biasanya Diesel ini hanya dimiliki oleh 1 orang, namun disalurkan ke berbagai rumah dan pemilik rumah yang lainnya membayar iuran setiap bulannya. Meskipun gelap gulita pada saat itu, tapi mun dipikir-pikir mah suasana sungguh tentram dan nyaman. Lepas jam 12 malam biasanya harus menyiapkan cempor yg bernyalakan api.
Masih ingat juga kalau menghafal malam-malam atau subuh hanya ditemani dengan cempor (makanya jangan aneh, kalau selepas itu liang irung hararideung...hahaha), terus lepas subuh diharuskan mengaji ke mesjid dengan cara "silih sampeur". jadi ngabring ke tempat pengajian dengan membawa obor alias oncor. Mungkin jarang-jarang yah saat ini dengan kondisi seperti itu.
Before 1996 |
After 1996 |
Praktis ketika siang sebelum tahun 1996, tidak ada sama sekali penerangan, tapi jangan khawatir. kalau misalnya ada pertandingan Tinju (waktu itu mah lagi ngetop Mike Tyson) siang-siang, maka biasanya sang pemilik tipi/tv pake PLTA (pembangkit Tenaga Listrik Aki/Accu),...lumayan lah bisa nonton tipi 2 jam d TVRI, masih inget juga nonton bareng-bareng (ronghok weh tina kaca jendela), da masih inget keneh yang punya tipi d daerah saya misalnya hanya Pak H.Sirodz...hehe...Tapi itu dulu BGT...Tapi Selanjutnya
Masih segar juga dalam ingatan Listrik masuk Cidaun skitar tahun 1996, pada saat saya kelas 6 SD (lagi lucu-lucunya) dan disaat malam takbiran Idul Fitri. Gegap gempita luarr biasa sambutan masyarakat Cidaun dengan nyala-nya listrik, masih inget ga jarang juga yang berteriak histeris. (meskipun sedikit terlambat), tapi Insya Alloh banyak himahnya. yang dulu mah pagi-pagi liang irung "harideung" tina cempor, sekarang mah tidak lagi..
Tapi rupanya listrik di Cidaun produksi PLN, saat ini juga masih dapat menghitamkan "liang irung", penyebabnya adalah terlalu sering mati yeuh PLN. makanya mungkin lebih cocok disebut PLN cap LILIN...hehehe...Semangat ah PLN
2. Telepon Rumah dan Signal HP
Dahulu (Telegram) |
Berikutnya tak lama setelah ada listrik, maka fasilitas berikutnya yang ada adalah Telepon Rumah. Telepon Rumah ini pertama kali hadir di Cidaun ketika saya berada di tingkat SMP, lupa percisnya tapi mungkin sekitar periode 1997-1998. Dengan adanya telepon rumah ini, sedikit membantu komunikasi orang cidaun dengan dunia luar tentunya. Karena pas pertama kali hadir, belum banyak yang pasang telepon rumah, maka tak jarang telepon yang ada d rumah dimanfaatkan oleh siapa saja untuk menerima telepon. Misalnya ada kerabat tetangga dari kota ingin ngobrol dengan tetangga, maka wayahna kudu diteang, da pengen ngobrol cenah. Terus ga jarang juga ada telepon dari Arab Saudi (padahal mah ga kenal), tapi pengen ngobrol cenah jeung Mr "X". padahal mah ga kenal, tah nu kararitu ge wayahna di jugjug, da karunya bisi aya nanaon. nu kesel mah mun waktu sudah menunjukkan tengah malam+hujan, ada yang telepon dan ingin ngobrol dengan kerabatnya (ah teu apal d waktu)...hehee...tapi mungkin itulah seninya.
Tlp Rumah |
Sebelum Telepon Rumah masuk, orang di Cidaun paling berkirim melalui pos, kalau urusan mendadak, maka menggunakan fasilitas "TELEGRAM". Wah jaman itu mah itulah sarana berkirim pesan tercepat.
Hari Ginih |
Untuk Signal HP, saya juga lupa percis adanya kapan, tapi sekitar kurun waktu 2004-2005 hadir di Cidaun. wah pas udah ada signal HP mah komunikasi "lincah". ningali kaditu kadieu orang-orang sibuk dengan HP-y masing-masing (maklum masih keneh aheng meureun). Orang telepon pa-tarik-tarik, ga mengenal tempat. pokona mah dimanapun, meureun ingin terlihat gaya..hehe....dengan memburu hp paling bagus (atow yang ada kameranya cenah waktu itu mah). tapi sayah mah santey we kana barang-barang nu kitu mah (padahal mah teu boga duit...hahaha). Tapi mungkin Alhamdulillah lah sekarang mah komunikasi lancar, meskipun mnugkin ada dampak positif maupun Negatifnya. Hatur nuhun ah Operator Telepon.
3. Pesawat Mendarat
Hahahaha.,...Masih segar juga dalam ingatan, ini mungkin setelah saya terlahir ke dunia (tidak tahu apakah sudah ada atow belum pesawat yang mendarat di Cidaun sebelum saya lahir). Tapi seingat saya, setelah saya terlahir, pesawat pertama kali mendarat di Cidaun adalah ketika saya SD, mungkin sekitar tahun 1994-1995. Pesawat mendarat di lapang sepak bola dengan jenis helikopter.
Saking "ahengnya", maka luaarr biasa banyak banget masyarakat Cidaun yang berbondong-bondong pergi ke Lapang Sepak bola dengan jalan kaki (padahal jarak lumayan jauh), hanya untuk melihat pesawat dari dekat termasuk saya..hahahaha....Maka otomatis lapang sepak bola menjadi lautan manusia. bahkan saya mendengar katanya banyak juga masyarakat yang menunggunya dari pagi, sebelum pesawat mendarat. mungkin takut tersisihkan momen yang luar biasa tersebut.
Ilustrasi katika melihat helikopter |
Hal yang lucu adalah, kalau ga salah waktu itu di adakan juga terjun payung dari tentara yang menandai adanya Abri Masuk Desa. yang mendarat sempurna di lapang sepak bola hanya sebagian saja, katanya seh sebagian lagi ada yang mendarat jauh d luar lapang sepak bola, bahkan ada juga yang "nyangsang dina tangkal kalapa"...hahaha. Hal yang masih diingat lainnya adalah, kalau terdengar ada suara kapal, maka orang-orang segera keluar ruangan, tidak peduli meskipun lagi ada di sekolah dan lagi belajar. sambil berteriak "Kapal Menta Duit"...
Tidak berbeda jauh dengan pesawat, maka keberadaan mobil pun sempat menjadi hal yang aneh di cidaun, maklum waktu itu jarang-jarang mobil yang masuk daerah Cidaun, terutama setelah lewat jembatan Cidamar, karena mobil tidak bisa lewat akibat jembatan yang tidak memungkinkan. Maka kalau ada mobil yang mau menyebrang, maka harus lewat bawah (menembus sungai Cidamar). sekalinya ada mobil yang masuk kampung, wah luarr biasa di kerubutin, dan anak-anak pada berlari mengejar dan berusaha naek mobil tsb dari luar alias nangkod (memang berisiko, tapi da gimana lagi saking "ahengnya"). anak-anak pada waktu itu menyebutnya dengan sebutan "Wahon", mungkin dari bahasa Belanda yah...
Ilustrasi mengjar Mobil |
Sekalinya ada mobil yang terperosok misalnya, maka membantu adalah hal yang sangat menyenangkan, karena imbalannya bisa naek mobil.yipiiii....
Tidak hanya mobil, bahkan traktor (yang buat bajak sawah), ketika d modifikasi sedikit dengan menambahkan tempat duduk dibelakangnya, ini juga menjadi rebutan kalau lewat, karena banyak sekali anak-anak yang ingin menumpanginya (termasuk sayah...hahaha).
Namun itu dulu, mungkin sekarang momen-momen tersebut jarang ada, orang liat pesawat sudah biasa dan ga lagi bilang "Kapal Menta Duit". Kalaupun
Traktot yang digunakan mobil (Ilustrasi |
ada mungkin di surakan dan di teriakin kampungan. padahal mah santey aja disebut kampungan juga. jangan disalhartikan tentang kata "Kampungan", sedikit bahas "Kampungan".
Kampungan adalah merujuk kepada sikap-sikap terbelakang, tidak tahu tata-krama, tidak mau diatur dan mengikuti peraturan, dan sebagainya.
Kampungan berbeda dengan kampung/orang kampung. Kampung adalah sebuah desa, sedangkan orang kampung adalah orang yg tinggal di kampung.
Kampungan berbeda dengan kampung/orang kampung. Kampung adalah sebuah desa, sedangkan orang kampung adalah orang yg tinggal di kampung.
Orang kampung belum tentu bersifat Kampungan.
Bahkan sekarang mah di Cidaun juga ada Lapang Terbang milik Bu Susi, yang diperuntukka untuk mengangkut hasil laut.
Terkadang memang berbagai kegilaan di masa lalu membuat kita tertawa di masa sekarang. Tapi tidak apa-apa ini adalah sebuah fakta yang terjadi dan sama sekali tidak bermaksud mengungkap "aib" tentang keberadaan Cidaun.
ENJOY CIDAUN....
hatur nuhun
apu
09:41 | 3
komentar